6 Bahaya Umum di Tempat Kerja

6 Bahaya Umum di Tempat Kerja
May 20, 2024 No Comments » Blog adminweb

6 Bahaya Umum di Tempat Kerja

Tempat kerja seringkali menjadi tempat di mana kita menghabiskan sebagian besar waktu kita dalam sehari. Namun, di balik produktivitas dan kesibukan, terdapat berbagai risiko dan bahaya yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan kita. Dalam lingkungan kerja, ada enam bahaya umum yang seringkali menjadi perhatian utama dalam upaya menjaga keselamatan dan kesehatan karyawan. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang keenam bahaya ini, kita dapat mengambil langkah-langkah preventif yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, sehat, dan produktif bagi semua orang. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi masing-masing bahaya dengan lebih rinci.

Ilustrasi Gambar 6 Bahaya Umum di Tempat Kerja

Ilustrasi Gambar 6 Bahaya Umum di Tempat Kerja

1. Bahaya Fisik

Bahaya fisik adalah jenis bahaya yang paling sering ditemui di berbagai tempat kerja dan dapat menyebabkan cedera serius jika tidak dikelola dengan baik. Bahaya ini meliputi risiko terjatuh, tergelincir, atau tersandung yang biasanya disebabkan oleh lantai yang licin, permukaan yang tidak rata, atau benda-benda yang berserakan.

Selain itu, bahaya fisik juga mencakup ancaman dari benda jatuh, seperti alat atau material konstruksi yang tidak tersimpan dengan aman, serta peralatan atau mesin yang bergerak tanpa pelindung yang memadai. Misalnya, mesin tanpa penutup pelindung dapat menyebabkan kecelakaan serius jika karyawan tidak sengaja menyentuh bagian yang bergerak.

Untuk mengurangi risiko bahaya fisik, perusahaan harus memastikan bahwa area kerja selalu bersih dan rapi, memasang tanda peringatan pada area yang berpotensi bahaya, serta memastikan semua mesin dan peralatan dilengkapi dengan pelindung yang sesuai. Selain itu, pelatihan keselamatan kerja yang rutin dan penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti helm, sepatu keselamatan, dan pelindung mata juga sangat penting untuk melindungi karyawan dari cedera fisik.

2. Bahaya Kimia

Bahaya kimia adalah risiko yang muncul akibat paparan bahan kimia berbahaya di tempat kerja, yang dapat terjadi melalui inhalasi, kontak kulit, atau tertelan. Bahan kimia ini dapat berupa gas, cairan, atau padatan yang memiliki sifat beracun, korosif, mudah terbakar, atau reaktif. Contohnya, inhalasi uap dari bahan kimia beracun dapat menyebabkan gangguan pernapasan atau kerusakan paru-paru, sementara kontak kulit dengan bahan kimia korosif dapat menyebabkan luka bakar atau iritasi serius.

Untuk mengelola bahaya kimia, sangat penting bagi perusahaan untuk menyediakan dan mewajibkan penggunaan APD yang tepat, seperti masker respirator, sarung tangan tahan bahan kimia, dan kacamata pelindung. Selain itu, tempat kerja harus dilengkapi dengan ventilasi yang baik untuk mengurangi konsentrasi uap atau gas berbahaya di udara. Semua bahan kimia juga harus disimpan dengan benar sesuai dengan petunjuk keselamatan, serta dilabeli dengan jelas untuk menghindari kesalahan penggunaan. Pelatihan karyawan tentang cara menangani, menyimpan, dan membuang bahan kimia dengan aman juga merupakan langkah penting dalam mengurangi risiko kecelakaan dan paparan bahan kimia berbahaya.

3. Bahaya Biologis

Bahaya biologis merupakan ancaman bagi kesehatan karyawan yang berasal dari organisme hidup seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit. Di berbagai industri seperti bidang kesehatan, laboratorium, dan industri makanan, pekerja sering terpapar dengan bahaya jenis ini. Contohnya adalah risiko infeksi dari paparan langsung atau tidak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau sampel biologis yang terkontaminasi.

Untuk mengelola risiko ini, sangat penting untuk mengadopsi praktik kebersihan yang ketat, seperti mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir, menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan masker wajah, dan membuang limbah medis dengan benar sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Selain itu, vaksinasi yang tepat juga harus dipertimbangkan, terutama untuk penyakit menular yang bisa dicegah. Dengan memperhatikan protokol kebersihan yang ketat dan penerapan langkah-langkah pencegahan yang tepat, risiko paparan terhadap bahaya biologis dapat berkurang, dan lingkungan kerja yang aman dan sehat dapat dipertahankan.

4. Bahaya Ergonomis

Bahaya ergonomis terkait dengan kondisi kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan fisik karyawan, yang dapat menyebabkan cedera muskuloskeletal dan masalah kesehatan lainnya. Hal ini bisa terjadi akibat postur tubuh yang buruk, penggunaan alat kerja yang tidak ergonomis, atau pengangkatan beban berat secara tidak benar. Misalnya, pekerjaan yang membutuhkan pengulangan gerakan tangan tertentu tanpa istirahat yang cukup dapat menyebabkan sindrom lorong karpal.

Untuk mengatasi bahaya ergonomis, perusahaan harus melakukan evaluasi risiko ergonomis di tempat kerja dan menyediakan peralatan dan fasilitas yang mendukung postur tubuh yang baik dan ergonomis. Pelatihan tentang teknik pengangkatan yang benar, peregangan rutin, dan pengaturan meja kerja yang ergonomis juga harus diberikan kepada karyawan. Penting untuk menciptakan budaya yang mendukung karyawan untuk melaporkan ketidaknyamanan atau masalah ergonomis yang mereka alami sehingga tindakan korektif dapat diambil dengan cepat. Dengan demikian, risiko cedera dan ketidaknyamanan akibat bahaya ergonomis dapat diminimalkan.

5. Bahaya Psikososial

Bahaya psikososial merupakan aspek penting yang sering diabaikan dalam keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini melibatkan faktor-faktor seperti stres kerja, konflik interpersonal, dan beban kerja berlebihan yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional karyawan. Stres yang berkepanjangan akibat tekanan pekerjaan yang tinggi atau ketidakseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan kelelahan emosional. Konflik antara rekan kerja atau manajemen, serta perilaku tidak etis atau kekerasan di tempat kerja, juga dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat dan tidak aman. Untuk mengatasi bahaya psikososial ini, perusahaan perlu menciptakan budaya kerja yang mendukung kesehatan mental, mempromosikan keseimbangan kehidupan kerja dan pribadi, dan menyediakan sumber daya seperti konseling atau program kesehatan mental.

6. Bahaya Elektrik

Bahaya elektrik merupakan ancaman serius di banyak tempat kerja dan dapat menyebabkan cedera serius bahkan kematian jika tidak dikelola dengan baik. Hal ini termasuk kontak dengan instalasi listrik yang tidak aman, penggunaan peralatan listrik yang rusak, atau kesalahan manusia dalam penanganan listrik. Paparan terhadap arus listrik yang tinggi dapat menyebabkan sengatan listrik yang parah, kebakaran, atau ledakan. Risiko ini dapat ditemui di berbagai lingkungan kerja, mulai dari kantor hingga pabrik dan konstruksi.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan inspeksi rutin terhadap instalasi listrik dan peralatan, memastikan bahwa semua peralatan listrik berfungsi dengan baik dan dilengkapi dengan pelindung yang sesuai. Karyawan juga perlu dilatih tentang praktik kerja yang aman terkait listrik, termasuk penggunaan alat pelindung diri seperti sarung tangan isolasi dan sepatu keselamatan.

Jika Anda ingin menyempurnakan strategi Job Safety Analysis atau manajemen risiko untuk perusahaan atau proyek Anda saat ini atau di masa yang akan datang, Anda bisa mengikuti training yang kami sediakan =>

Aktivitas Manajemen Risiko

Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (IBPR) / JSA (Job Safety Analysis)

Manajemen Risiko Tingkat Lanjut Dalam Investasi

Manajemen Resiko Perbankan Syariah

Standar Internasional Manajemen Risiko

Tags
About The Author

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Butuh Bantuan? Chat Dengan Kami
PT Expertindo Training
Dengan Expertindo-Training.com, ada yang bisa Kami bantu?