Jenis-Jenis Tes Audiometri untuk Memeriksa Pendengaran
Jenis-Jenis Tes Audiometri untuk Memeriksa Pendengaran
Pendengaran adalah salah satu indra yang sangat penting bagi manusia. Namun, dengan adanya berbagai faktor lingkungan dan gaya hidup modern, gangguan pendengaran semakin umum terjadi. Untuk mendiagnosis dan mengevaluasi tingkat kerusakan pendengaran seseorang, tes audiometri digunakan sebagai alat penting. Tes ini memungkinkan dokter atau ahli pendengaran untuk memahami kondisi pendengaran seseorang dan merencanakan perawatan yang tepat.
Tes audiometri dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan pendengaran seseorang. Tes ini dapat dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan rutin atau sebagai tanggapan terhadap adanya keluhan kehilangan pendengaran.
Beberapa penyebab umum kehilangan pendengaran meliputi:
- Cacat bawaan
- Infeksi telinga kronis
- Kondisi yang diwariskan, seperti otosklerosis, di mana pertumbuhan tulang yang tidak normal mengganggu fungsi struktur dalam telinga
- Cedera pada telinga
- Penyakit telinga dalam, seperti penyakit Ménière atau penyakit autoimun yang mempengaruhi fungsi telinga dalam
- Paparan terus-menerus terhadap suara keras
- Tertutupnya gendang telinga
Kerusakan pada telinga atau paparan suara keras dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kehilangan pendengaran. Suara dengan intensitas lebih dari 85 dB, seperti yang sering terdengar pada konser musik rock, dapat menyebabkan kerusakan pendengaran setelah hanya beberapa jam. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan pelindung pendengaran, seperti penutup telinga berbahan busa, jika Anda sering terpapar musik keras atau kebisingan industri.
Kehilangan pendengaran sensorineural terjadi ketika sel rambut di koklea tidak berfungsi dengan baik. Koklea adalah bagian dari telinga yang mentransformasikan getaran suara menjadi impuls saraf yang dikirim ke otak. Kehilangan pendengaran sensorineural juga dapat disebabkan oleh kerusakan pada saraf yang menghantarkan informasi suara ke otak atau kerusakan pada bagian otak yang memproses informasi tersebut. Jenis kehilangan pendengaran ini umumnya bersifat permanen dan dapat memiliki tingkat keparahan yang ringan, sedang, atau parah.
Jenis-jenis tes audiometri untuk memeriksa pendengaran
Berikut ini adalah beberapa jenis tes audiometri yang sering digunakan:
Audiometri Tonal
Audiometri tonal merupakan jenis tes audiometri yang paling umum dilakukan. Tes ini bertujuan untuk mengukur ambang pendengaran seseorang pada berbagai frekuensi suara. Frekuensi suara yang diuji biasanya berkisar antara 250 Hz hingga 8000 Hz. Proses tes melibatkan penggunaan headphone atau earphone yang terhubung dengan alat audiometer.
Selama tes audiometri tonal, pasien akan mendengarkan serangkaian suara dengan frekuensi yang berbeda dan memberikan respons sesuai instruksi yang diberikan. Respons tersebut dapat berupa menganggukkan kepala, menekan tombol, atau memberikan isyarat lainnya. Data hasil tes direkam dalam bentuk audiogram, yang menunjukkan ambang pendengaran pada berbagai frekuensi suara. Audiogram ini akan membantu dokter atau ahli pendengaran dalam mendiagnosis jenis dan tingkat kerusakan pendengaran yang dialami oleh pasien.
Audiometri Uji Bicara
Selain tes audiometri tonal, ada juga tes audiometri uji bicara. Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan seseorang dalam memahami dan merespons kata-kata yang diucapkan. Dalam tes ini, pasien akan mendengarkan kata-kata atau kalimat yang diucapkan dengan volume dan kejelasan yang berbeda. Pasien harus mengulang kata-kata yang didengar atau mengidentifikasi kata-kata tersebut.
Tes audiometri uji bicara membantu mengidentifikasi kemampuan pendengaran seseorang dalam situasi komunikasi sehari-hari. Tes ini memungkinkan dokter atau ahli pendengaran untuk menentukan sejauh mana seseorang dapat memahami percakapan dan memperoleh informasi dengan benar melalui pendengarannya.
Audiometri Verbal
Audiometri verbal adalah tes khusus yang digunakan untuk menguji pendengaran anak-anak yang belum bisa membaca. Tes ini melibatkan penggunaan gambar atau objek yang dikaitkan dengan kata-kata atau suara tertentu. Anak-anak diminta untuk memberikan respons, seperti menunjuk gambar yang sesuai dengan kata yang mereka dengar. Tes ini membantu dalam mengevaluasi pendengaran anak-anak dan mengidentifikasi kemungkinan gangguan pendengaran yang mungkin mereka alami.
Audiometri Satu Telinga (Monaural) dan Dua Telinga (Binaural)
Tes audiometri dapat dilakukan pada satu telinga (monaural) atau pada kedua telinga (binaural). Audiometri satu telinga dilakukan untuk mengevaluasi kondisi pendengaran pada telinga tertentu, sedangkan audiometri dua telinga dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan kondisi pendengaran kedua telinga.
Tes audiometri satu telinga berguna dalam mengidentifikasi penyebab gangguan pendengaran yang mungkin terjadi hanya pada satu telinga. Sedangkan tes audiometri dua telinga memberikan informasi tentang kemampuan pendengaran keseluruhan dan memungkinkan ahli pendengaran untuk memahami sejauh mana pendengaran kedua telinga bekerja secara bersamaan.
Audiometri Immitansi
Tes audiometri immitansi mengukur respons telinga terhadap perubahan tekanan udara dalam saluran pendengaran. Tes ini melibatkan penggunaan probe telinga yang ditempatkan di dalam saluran pendengaran untuk mengukur perubahan volume dan tekanan. Audiometri immitansi berguna dalam mengevaluasi fungsi tuba Eustachius, mengidentifikasi kerusakan telinga tengah, dan mendeteksi adanya hambatan pendengaran yang disebabkan oleh kondisi seperti otitis media.
Audiometri Tona Lingkaran
Audiometri tona lingkaran (circular tone audiometry) adalah tes yang menggabungkan metode tonal dan metode bicara. Tes ini menggunakan suara yang dipresentasikan dalam bentuk lingkaran atau pola untuk menguji pendengaran seseorang. Pasien diminta untuk mengidentifikasi pola suara yang terdengar, dan data hasil tes direkam dalam bentuk grafik lingkaran. Tes ini berguna dalam menguji kemampuan pendengaran seseorang dalam situasi di mana pola suara dan arah sumber suara berbeda-beda.
Audiometri Bawah Air
Audiometri bawah air (underwater audiometry) dilakukan dengan memeriksa pendengaran seseorang dalam lingkungan air, seperti kolam renang atau tanki air. Tes ini berguna dalam mengevaluasi pendengaran para perenang, penyelam, atau individu yang bekerja di lingkungan air. Audiometri bawah air memungkinkan pengujian pendengaran yang akurat dalam situasi yang lebih realistis bagi individu yang memiliki kegiatan terkait air.
Audiometri Pemeriksaan Otak
Tes audiometri pemeriksaan otak (auditory brainstem response, ABR) menggunakan elektroda untuk merekam respons listrik yang dihasilkan oleh sistem saraf pendengaran saat seseorang mendengar suara. Tes ini berguna dalam mengevaluasi fungsi sistem saraf pendengaran, seperti menentukan ambang pendengaran, mendeteksi gangguan saraf pendengaran, atau mengidentifikasi kelainan pada jalur pendengaran dalam otak.
Dalam penilaian pendengaran, berbagai jenis tes audiometri dapat digunakan secara terpisah atau kombinasi, tergantung pada kebutuhan individu dan tujuan pemeriksaan. Ahli pendengaran atau dokter akan memutuskan tes mana yang paling sesuai untuk kasus tertentu guna mendapatkan informasi yang paling akurat dan lengkap tentang kondisi pendengaran seseorang.
Tes audiometri memiliki peran yang sangat penting dalam mendiagnosis dan memahami kondisi pendengaran seseorang. Dengan berbagai jenis tes audiometri yang tersedia, para dokter dan ahli pendengaran dapat mendapatkan informasi yang komprehensif tentang jenis dan tingkat kerusakan pendengaran yang dialami. Tes ini membantu dalam merencanakan perawatan yang tepat dan memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pendengaran seseorang. Dengan penanganan yang tepat dan pemahaman yang akurat tentang kondisi pendengaran, kita dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kesehatan pendengaran dan memperbaiki kualitas hidup secara keseluruhan.
Jika Anda tertarik untuk meningkatkan keterampilan dan pemahaman Anda dalam pemeriksaan audiometri, berikut ini adalah training yang kami tawarkan =>