Mengenal tentang Interaksi Obat

Mengenal tentang Interaksi Obat
April 5, 2023 No Comments » Blog adminweb

Mengenal tentang Interaksi Obat

Apakah Anda minum lebih dari satu obat? Atau Anda minum berbagai jenis obat? Apakah Anda pergi ke beberapa dokter yang berbeda? Jika jawabannya ya, Anda mungkin berisiko mengalami interaksi obat.

Ilustrasi Gambar Mengenal tentang Interaksi Obat. Freepik

Apa itu interaksi obat?

Interaksi obat terjadi ketika kita mengonsumsi obat bersamaan dengan zat lain sehingga mengubah efek obat tersebut pada tubuh. Hal ini dapat menyebabkan obat menjadi kurang manjur atau lebih manjur dari yang dimaksudkan atau mengakibatkan efek samping yang tidak terduga. Jika jumlah obat yang kita minum semakin banyak, maka kemungkinan terjadinya interaksi obat juga akan meningkat. Oleh karena itu, orang yang mengonsumsi banyak obat memiliki risiko interaksi obat yang paling besar.

Bagaimana interaksi obat terjadi?

Sebenarnya, istilah “interaksi obat” sedikit menyesatkan. Kenyataannya, obat bukan bercampur di dalam tubuh kita lalu memproduksi reaksi kimia tertentu. Sebaliknya, obat, suplemen, atau makanan dapat mempengaruhi berapa lama obat itu bertahan di dalam tubuh seringkali dengan cara merangsang atau menghambat produksi enzim tertentu di hati atau usus. Enzim ini adalah bagian dari sistem sitokrom p450, yang berperan penting dalam memetabolisme banyak obat. Interaksi obat biasanya terjadi dengan salah satu cara berikut:

Interaksi dengan makanan, minuman atau suplemen. Makanan tertentu dapat memblokir atau merangsang enzim yang memecah obat. Orang yang meminum atorvastatin (Lipitor) atau simvastatin (Zocor) bersamaan dengan jus grapefruit (jeruk limau gedang) dalam jumlah banyak kemungkinan akan mengalami nyeri otot dan efek samping lain dari “overdosis” statin karena jus tersebut menghambat enzim yang membersihkan statin. Kemudian, suplemen minyak ikan juga dapat memberikan efek serupa bila diminum dengan warfarin; meningkatkan risiko pendarahan hebat. Suplemen zat besi dapat mengurangi efek levoxythyroxine (Synthroid), obat yang digunakan untuk mengobati tiroid yang kurang aktif.

Interaksi dengan tubuh. Tubuh sendiri dapat merespons obat dengan cara yang tidak terduga, bisa tergantung usia atau kondisi kesehatan. Misalnya, penderita glaukoma sebaiknya menghindari diphenhydramine (Benadryl). Antihistamin, termasuk diphenhydramine, dapat meningkatkan tekanan di dalam mata dan memperburuk penyakit ini. Lalu, orang dengan tekanan darah tinggi dianjurkan untuk menggunakan obat alergi yang tidak mengandung pseudoephedrine atau dekongestan. Dekongestan hidung bekerja dengan mengencangkan pembuluh darah di hidung dan sinus, tapi juga mempengaruhi pembuluh darah di seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah naik.

Interaksi dengan obat lain. Interaksi di antara dua obat atau lebih terjadi ketika salah satu obat mempengaruhi enzim sitokrom yang memproses enzim lainnya. Digoxin (Lanoxin), obat jantung, dianggap sebagai obat dengan indeks terapi sempit. Artinya, sedikit saja perubahan dosisnya dapat menyebabkan masalah serius. Karena itu, digoxin rentan terhadap interaksi obat. Amiodarone (Pacerone), obat jantung lain, dapat mengganggu jumlah digoxin yang mencapai aliran darah. Hal ini dapat meningkatkan jumlah digoxin, dan karenanya menimbulkan lebih banyak efek samping.

Dalam kasus lain, dua obat yang diminum untuk tujuan berbeda mungkin memiliki efek yang sama, dan ini bisa menyebabkan overdosis. Misalnya, penghilang rasa sakit yang dijual bebas—aspirin, ibuprofen (Motrin), naproxen (Aleve), dan acetaminophen (Tylenol)—dikonsumsi dengan pengencer darah seperti warfarin dan clopidogrel (Plavix). Kombinasi ini dapat menyebabkan pendarahan hebat karena pereda nyeri juga memiliki efek anti-pembekuan.

Seberapa sering interaksi obat terjadi?

Interaksi obat sangat kompleks dan seringkali tidak dapat diprediksi. Interaksi yang terjadi pada orang lain mungkin tidak terjadi pada Anda. Perbedaan efek obat yang dialami setiap individu dapat dijelaskan karena adanya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemungkinan terjadinya interaksi, antara lain:

  • Genetik
  • Fisiologi
  • Umur
  • Gaya hidup (diet, olahraga),
  • Hidrasi
  • Penyakit yang mendasari
  • Dosis obat
  • Durasi terapi
  • Waktu ketika kedua zat tersebut dikonsumsi (terkadang interaksi dapat dihindari jika dua obat diminum pada waktu yang berbeda)

Tips Menghindari Interaksi Obat

Dilansir dari Harvard Health Publishing, berikut ini adalah beberapa cara untuk meminimalisir interaksi obat:

  1. Ketahui alasan mengapa Anda mengonsumsi obat tersebut

Nama obat seringkali sulit diucapkan, sulit diingat, dan mudah tertukar. Kesalahan saat mencantumkan obat-obatan bisa mengakibatkan potensi interaksi tanpa disadari. Misalnya, Klonopin (nama merek clonazepam, digunakan untuk mengobati serangan panik) mungkin disalahartikan sebagai clonidine, obat yang umum digunakan untuk tekanan darah. Namun, jika Anda memberitahu apoteker atau dokter dengan keterangan tambahan bahwa Anda meminum Klonopin untuk menurunkan tekanan darah, beliau mungkin akan menyadari bahwa yang Anda maksud adalah clonidine. Untuk itu, beri label pada setiap botol atau kemasan pil dengan alasan mengapa Anda meminum obat tersebut—misalnya, “tekanan darah.”

  1. Pahami bagaimana cara meminum obat tersebut

Penting untuk mengetahui apakah Anda harus meminum obat itu setelah makan atau dengan perut kosong. Misalnya, meminum bisphosphonate (sejenis obat yang digunakan untuk menahan pengeroposan tulang) dengan susu, kopi, atau jus atau apapun dalam waktu 30 menit setelah minum obat akan membuat obat itu menjadi tidak efektif. Di sisi lain, beberapa obat lebih baik dikonsumsi dengan makanan, baik untuk membantu penyerapannya atau untuk mencegahnya mengiritasi lapisan lambung. Beberapa obat juga tidak boleh dikonsumsi dengan makanan tertentu. Misalnya, antibiotik tetrasiklin tidak boleh diminum dengan produk susu karena kalsium dapat mengganggu penyerapan obat.

  1. Pesan obat di apotek yang sama

Apotek kemungkinan besar memiliki catatan resep yang Anda dapatkan dari dokter-dokter yang Anda kunjungi. Namun, apabila Anda mengunjungi apotek yang berbeda, apotek yang satu mungkin tidak memiliki akses ke resep Anda di apotek yang lainnya karena tidak menyimpan datanya. Memperbarui daftar obat Anda akan sangat membantu, terutama dalam situasi darurat.

  1. Hati-hati dengan suplemen

Beberapa kasus interaksi obat yang paling serius terjadi karena obat resep dan suplemen. Selain hanya sedikit suplemen yang disetujui FDA untuk dicantumkan dalam database interaksi obat, penyedia layanan kesehatan juga mungkin tidak mengenal suplemen yang dikonsumsi orang. Karena tidak banyak bukti bahwa suplemen memiliki manfaat kesehatan, sebaiknya kita menghindarinya kecuali jika diresepkan oleh dokter.

  1. Jangan terlalu banyak mengonsumsi jus grapefruit

Meskipun jus grapefruit mempengaruhi metabolisme beberapa obat, biasanya dibutuhkan sekitar satu liter jus untuk membuat perbedaan. Jika Anda suka jus grapefruit, tanyakan pada apoteker apakah obat yang Anda minum aman dikonsumsi bersamaan dengan jus grapefruit. Jika aman, Anda masih bisa menikmati setengah grapefruit atau segelas jus setiap hari dengan menunggu beberapa jam setelah minum obat.

  1. Batasi konsumsi alkohol

Alkohol meningkatkan rasa kantuk—efek yang sama yang dihasilkan dari pil tidur dan efek samping dari antihistamin, antidepresan, dan obat anti cemas. Alkohol juga dapat mengiritasi lapisan kerongkongan dan perut—menjadi perhatian khusus jika Anda mengonsumsi aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid lainnya atau bifosfonat oral untuk kepadatan tulang yang rendah.

  1. Bicaralah dengan apoteker Anda

Apoteker memiliki pengetahuan luas tentang cara kerja obat, efek sampingnya, dan obat, suplemen, dan makanan yang berinteraksi dengannya. Anda boleh jadi membawa semua obat resep dan non-resep serta suplemen apapun yang Anda konsumsi ke apotek untuk ditanyakan saat Anda dapat resep baru. Jika apoteker mengidentifikasi kemungkinan interaksi di antara obat-obatan Anda, mereka dapat menyarankan jadwal untuk meminumnya sehingga akan meminimalisir kemungkinan interaksi.

Apabila Anda ingin memahami lebih lanjut tentang interaksi obat, efek obat, atau proses perjalanan obat di dalam tubuh manusia, Anda bisa mengikuti training kami =>

Farmakokinetik dan Farmakodinamik

 

Referensi

7 things you can do to avoid drug interactions. (2016, Mei 10). https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/7-things-you-can-do-to-avoid-drug-interactions

Maceyko, J. (2022, Agustus 3). Why drug interactions happen — plus common interactions to watch out for. GoodRx Health. https://www.goodrx.com/healthcare-access/medication-education/drug-interactions#types-of-interactions

Ogbru, O. (2022, Oktober 19). What are drug interactions. MedicineNet. https://www.medicinenet.com/drug_interactions/article.htm

Gambar oleh <a href=”https://www.freepik.com/free-vector/tiny-pharmacists-with-prescription-drugs-patients-pharmaceutical-industry-rx-symbol-bottle-painkillers-flat-vector-illustration-pharmacy-medicine-health-concept-banner_28480885.htm#query=medicine&position=8&from_view=search&track=sph”>Image by pch.vector</a> dari Freepik

 

Tags
About The Author

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *