Metode Pengelolaan Air Bersih

Metode Pengelolaan Air Bersih
May 5, 2023 No Comments » Blog adminweb

Metode Pengelolaan Air Bersih

Persediaan air minum dapat mengandung mikropolutan berbahaya, termasuk pestisida yang membandel seperti metaldehida. Polutan mikro yang sulit diobati ini memerlukan perawatan yang canggih untuk menghilangkan senyawa secara selektif dan memastikan agar tidak menyebabkan kerusakan baik pada ekosistem alami maupun kesehatan manusia.

Fakta penting

Dilansir dari World Health Organization (WHO), berikut ini beberapa fakta penting terkait air minum:

  • Lebih dari 2 miliar orang tinggal di negara-negara yang kekurangan air Kondisi ini diperkirakan akan semakin memburuk di beberapa wilayah sebagai akibat dari perubahan iklim dan pertumbuhan populasi.
  • Secara global, setidaknya 2 miliar orang menggunakan sumber air minum yang terkontaminasi feses. Kontaminasi mikroba pada air minum sebagai akibat dari kontaminasi feses menimbulkan risiko terbesar terhadap keamanan air minum.
  • Risiko kimiawiyang berdampak paling besar dalam air minum muncul dari arsenik, fluorida, atau nitrat. Namun, kontaminan lain seperti obat-obatan, pestisida, zat per- dan polifluoroalkil (PFAS) dan mikroplastik juga menjadi perhatian publik.
  • Air yang aman dan cukupdapat memfasilitasi praktik kebersihan. Hal ini merupakan langkah kunci untuk mencegah penyakit diare, infeksi saluran pernapasan akut, dan berbagai penyakit tropis yang terabaikan.
  • Air minum yang tercemar mikrobiologi dapat menularkan penyakit seperti diare, kolera, disentri, tifus dan polio dan diperkirakan menyebabkan 485.000 kematian yang diakibatkan diare setiap tahunnya.
  • Pada tahun 2020, 74% dari populasi global (5,8 miliar orang) menggunakan layanan air minum yang dikelola dengan aman – yaitu, yang terletak di lokasi, tersedia saat dibutuhkan, dan bebas dari kontaminasi.
Ilustrasi Gambar Pengelolaan Air Bersih di Masyarakat: Fakta, Metode, dan Tantangan

Ilustrasi Gambar Pengelolaan Air Bersih di Masyarakat: Fakta, Metode, dan Tantangan

Jenis polutan yang sulit dihilangkan yang umumnya ditemukan pada persediaan air minum:

  • Patogen – organisme yang menyebabkan penyakit, meliputi bakteri, amuba, dan virus.
  • Bahan kimia berbahaya dari aktivitas manusia dan limbah industri seperti pestisida dan pupuk.
  • Bahan kimia dan mineral dari lingkungan alam, seperti arsenik, garam biasa, dan fluorida.
  • Beberapa kontaminan yang tidak berbahaya termasuk seng dan besi dapat mempengaruhi rasa, bau, warna, dan kekeruhan air.

Metode Pengelolaan Air Bersih

Sistem air minum publik menggunakan metode pengolahan air yang berbeda untuk menyediakan air minum yang aman bagi masyarakat. Proses pengolahan air minum berbeda-beda sesuai dengan jenis dan kualitas air bakunya. Sistem air di masyarakat seringkali menggunakan serangkaian langkah pengolahan air yang meliputi koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi.

Koagulasi

Koagulasi biasanya merupakan langkah pertama dalam pengolahan air. Selama koagulasi, bahan kimia dengan muatan positif ditambahkan ke air. Muatan positif menetralkan muatan negatif dari kotoran dan partikel terlarut lainnya di dalam air. Ketika hal ini terjadi, partikel mengikat bahan kimia untuk membentuk partikel yang sedikit lebih besar. Bahan kimia umum yang digunakan dalam langkah ini termasuk jenis garam, aluminium, atau besi tertentu.

Flokulasi

Flokulasi atau pembekuan adalah langkah yang dilakukan setelah koagulasi. Pada langkah ini, air dicampur dengan lembut untuk membentuk zat yang lebih besar dan lebih berat yang disebut flok. Seringkali, instalasi pengolahan air akan menambahkan bahan kimia tambahan selama langkah ini untuk membantu pembentukan flok.

Sedimentasi

Sedimentasi atau pengendapan adalah salah satu metode yang digunakan instalasi pengolahan air untuk memisahkan padatan dari air. Selama proses sedimentasi, flok mengendap di dasar air karena lebih berat daripada air.

Filtrasi

Setelah gumpalan mengendap di dasar air, air jernih di atasnya disaring untuk memisahkan padatan tambahan dari air. Selama proses filtrasi atau penyaringan, air jernih mengalir melewati filter yang memiliki ukuran pori berbeda dan terbuat dari bahan berbeda (seperti pasir, kerikil, dan arang). Filter ini menghilangkan partikel dan kuman terlarut, seperti debu, bahan kimia, parasit, bakteri, dan virus. Filter karbon aktif juga menghilangkan bau tak sedap.

Pabrik pengolahan air dapat menggunakan proses yang disebut ultrafiltrasi selain atau pun sebagai pengganti filtrasi tradisional. Selama ultrafiltrasi, air melewati membran filter dengan pori-pori yang sangat kecil. Filter ini hanya melewatkan air dan molekul kecil lainnya (seperti garam dan molekul kecil bermuatan).

Reverse osmosis adalah metode penyaringan lain yang menghilangkan partikel tambahan dari air. Instalasi pengolahan air seringkali menerapkan osmosis terbalik saat mengolah air daur ulang (juga dikenal dengan sebutan air bekas) atau air garam untuk minum.

Disinfeksi

Setelah air disaring, instalasi pengolahan air dapat menambahkan satu atau beberapa disinfektan kimiawi (seperti klorin, kloramin, atau klorin dioksida) untuk membunuh sisa parasit, bakteri, atau virus. Untuk menjaga keamanan air saat dialirkan ke rumah atau perusahaan, instalasi pengolahan air akan memastikan bahwa air memiliki tingkat desinfektan kimiawi yang rendah saat keluar dari instalasi pengolahan. Disinfektan yang tersisa ini membunuh kuman yang hidup di dalam pipa antara instalasi pengolahan air dan keran di rumah-rumah.

Alih-alih menambahkan klorin, kloramin, atau klorin dioksida, instalasi pengolahan air juga bisa mendisinfeksi air dengan memanfaatkan sinar ultraviolet (UV) atau ozon. Sinar UV dan ozon bekerja dengan baik untuk mendisinfeksi air di instalasi pengolahan, tetapi metode disinfeksi ini tidak bisa membunuh kuman karena air mengalir di dalam pipa antara instalasi pengolahan dan keran di rumah-rumah.

Pengolahan air berbeda-beda di setiap masyarakat

Air dapat diperlakukan secara berbeda di komunitas yang berbeda bergantung pada kualitas sumber air yang masuk ke instalasi pengolahan. Air yang masuk ke instalasi pengolahan paling sering berupa air permukaan atau air tanah. Air permukaan biasanya membutuhkan lebih banyak pengolahan dan penyaringan daripada air tanah karena danau dan sungai mengandung lebih banyak sedimen (pasir, tanah liat, lanau, dan partikel tanah lainnya), kuman, bahan kimia, dan racun daripada air tanah.

Beberapa pasokan air kemungkinan mengandung radionuklida (zat radioaktif kecil), bahan kimia tertentu (seperti nitrat), atau racun (seperti cyanobacteria, bakteri beracun yang dapat muncul secara alami di genangan air). Metode khusus untuk mengontrol atau menghilangkan kontaminan ini juga dapat menjadi bagian dari pengolahan air.

Tantangan

Menurut WHO, tingkat kemajuan secara historis perlu digandakan agar dunia dapat mencapai cakupan universal dengan layanan air minum dasar pada tahun 2030.  Perubahan iklim, meningkatnya kelangkaan air, pertumbuhan penduduk, perubahan demografis dan urbanisasi telah menjadi tantangan bagi sistem pasokan air. Lebih dari 2 miliar orang tinggal di negara-negara yang kekurangan air, yang diperkirakan akan semakin parah di beberapa wilayah sebagai akibat dari perubahan iklim dan pertumbuhan penduduk. Penggunaan kembali air limbah untuk memulihkan air, nutrisi atau energi menjadi strategi penting. Semakin banyak negara yang menggunakan air limbah untuk irigasi; di negara-negara berkembang mencakup 7% dari lahan irigasi. Meskipun praktik ini jika dilakukan secara tidak tepat menimbulkan risiko kesehatan, pengelolaan air limbah yang aman dapat menghasilkan banyak manfaat, termasuk peningkatan produksi pangan.

Perubahan iklim akan menyebabkan fluktuasi yang lebih besar dalam air hujan yang dipanen. Pengelolaan semua sumber daya air perlu ditingkatkan untuk memastikan ketersediaan dan kualitasnya.

Jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang pengolahan air minum untuk membantu memenuhi kebutuhan air bersih di masyarakat, Anda dapat mengikuti training kami yang sudah tersertifikasi BNSP:

Manajemen Air Minum Tingkat Madya Sertifikasi BNSP

 

Referensi

Water treatment. (Mei 16, 2022). https://www.cdc.gov/healthywater/drinking/public/water_treatment.html#:~:text=Public%20drinking%20water%20systems%20use,sedimentation%2C%20filtration%2C%20and%20disinfection.

WHO. (Maret 21, 2022). https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/drinking-water

Tags
About The Author

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Butuh Bantuan? Chat Dengan Kami
PT Expertindo Training
Dengan Expertindo-Training.com, ada yang bisa Kami bantu?